Monday, April 7, 2014

Apakah prioritas kita dalam hidup ? (part1)

Saudara-saudariku yang terkasih,
Kali ini saya hendak membagi sebuah cerita singkat, yang mungkin sudah pernah saudara-saudari sekalian dengar sebelumnya, namun kali ini saya mengajak untuk melihat cerita ini dalam perspektif yang berbeda.
" Pada suatu hari, seorang guru masuk ke ruang kelasnya dengan membawa sebuah tabung dari gelas, sebuah batu dengan ukuran besar, beberapa batu yang kecil, dan suatu wadah yang berisi pasir. Guru ini mengajukan tantangan pada murid-muridnya : siapa yang bisa memasukkan semua batu dan pasir tersebut ke dalam tabung tersebut.
Murid-muridnya pun mencoba.
Ada yang memasukkan pasir terlebih dahulu, kemudian batu-batu kecil, lalu batu besar. Ternyata tidak cukup
Ada pula yang memasukkan batu-batu kecil terlebih dahulu, lalu pasir, lalu batu besar. Ternyata masih juga tidak cukup.
Ada pula yang memasukkan secara berselang-seling, batu kecil kemudian pasir, batu kecil dan pasir dan kemudian batu besar. Tetap tidak cukup.
Akhirnya setelah murid-muridnya mencoba, sang guru pun bertanya : 'Kenapa tidak ada seorang dari kalian yang memasukkan batu besar terlebih dahulu ?' Seorang muridnya pun menjawab : 'Karena batu itu besar, kalau itu saya masukkan dulu sudah pasti yang lain tidak bisa masuk, karena tabung tersebut penuh'
Sang guru pun menjawab : 'Kalau begitu mari kita buktikan'
Dia mengosongkan tabung gelas itu, memasukkan batu yang besar itu kedalam tabung, lalu memasukkan batu- batu kecil kedalam tabung sambil menggoyang-goyangkan tabung tersebut, hingga rongga-rongga yang ada antara dinding tabung dan batu besar terisi oleh batu-batu kecil. Kemudian sang guru mengambil pasir, perlahan-lahan ia masukkan kedalam tabung, sambil tetap menggoyang-goyangkan tabung tersebut. Pasir tersebut mengisi setiap celah-celah kecil diantara batu-batu kecil dan batu besar tersebut."

Saudara-saudariku, cerita diatas adalah tentang bagaimana kita menentukan prioritas dalam hidup.
Batu besar melambangkan apa yang terpenting dalam hidup kita, Kebenaran yang Sejati, yaitu Kristus sendiri. Batu-batu yang lebih kecil melambangkan aspek-aspek dari kehidupan kita seperti keluarga kita, pekerjaan kita, pendidikan kita, kedudukan kita dan lain-lain. Sedangkan pasir adalah aspek-aspek kesenangan dalam hidup kita seperti rekreasi, hobby, dan lain-lain.

Kita layaknya para murid-murid dalam cerita tersebut diatas, seringkali kita mementingkan pekerjaan, keluarga, pendidikan, bahkan kesenangan kita, daripada Kristus. Seringkali kita takut kalau-kalau kita memberi prioritas pada Kristus seperti datang ke aktivitas-aktivitas gereja, melakukan pelayanan dll , kita tidak punya waktu untuk melakukan hal-hal yang lain.

Seringkali kita menggunakan alasan "Saya masih sibuk dengan pekerjaan saya, nanti kalau saya sudah longgar baru saya akan melakukan" Namun benarkah seperti itu ? Tidak saudara-saudari, karena ketika kita sudah memasukkan batu-batu kecil ini kedalam tabung, maka batu besar tersebut tidak akan bisa masuk.
Kristus harus kita dahulukan saudara-saudari, kita harus menaruh Kristus diatas keluarga kita, pekerjaan kita, pendidikan kita, kedudukan kita, dan juga kesenangan kita.

Ingatlah, Matius 6:33 berkata : "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya  , maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. " Ini adalah Janji Allah saudara-saudari, maka apakah kita harus khawatir ? Allah kita Maha Kasih dan Maha Adil saudara - saudari, Ia tahu apa keperluan anak-anak-Nya dan Ia pasti cukupkan.

Saudara-saudariku yang terkasih, baiklah kita menaruh Kristus terlebih utama dalam hidup kita, baru kemudian keluarga, pekerjaan, kedudukan dan setelah itu baru kesenangan kita.
Kita akan membahas lebih banyak dan lebih dalam lagi pada posting berikutnya, beserta dengan contoh dan pengalaman pribadi saya.

Damai Sejahtera Kristus menyertai saudara-saudariku sekalian.

Salam perkenalan.

Salam kenal saudara-saudari ku yang terkasih,
Selamat datang di Disciple's Lantern, blog dimana kita bisa saling berbagi, saling belajar dan saling bangun dalam perjalanan kita di dunia ini.

Blog ini lahir dari kedambaan saya untuk membagi kenikmatan yang saya dapatkan selama menuntut kebenaran yaitu Kristus sendiri. Kita semua adalah murid-murid, kita senantiasa belajar dan mencari kebenaran. Layaknya seorang murid membutuhkan sebuah lentera untuk menerangi ketika belajar di kala malam. Kita pun membutuhkan lentera untuk menerangi jalan kita dalam menuntut kebenaran.

Semoga kenikmatan saya akan Kristus yang saya bagikan dapat menerangi jalan saudara-saudari sekalian, dan melalui perbincangan dengan saudara-saudari sekalian dapat pula menerangi jalan saya.

Damai sejahtera Kristus menyertai saudara-saudariku sekalian.